Dari Anas bin Malik ra, Bahwasanya seseorang (laki-laki) sedang berada
di sisi Nabi Saw, bersamaan dengan itu ada orang (laki-laki) yang
lewat di hadapan mereka. Lantas ia menyatakan: Wahai Rasulullah
sesungguhnya aku benar-benar mencintai orang ini (yang baru saja
lewat), maka Nabi Saw berkata kepadanya: Apakah engkau telah
memberitahukan hal tersebut kepadanya? Ia berkata: Belum. Beliau
berkata: Hendaknya engkau utarakan kepadanya. Maka ia langsung
mengejar orang itu dan mengatakan " Inni uhibbuka fillah"
(sesungguhnya aku mencintaimu karena Allah), orang tersebut menjawab:
Ahabbakalladzi ahbabtani lahu (Semoga mencintaimu Dzat yang engkau
mencintai aku karena-Nya).
(HR.Abu Dawud dengan isnad Shahih)
Cinta itu adalah ketika timbul perasaan aneh di sekujur tubuhmu baik
ketika kau melihatnya, mendengarnya, ataupun ketika kau merasakan
kehadirannya di dekatmu. Adakalanya kau selalu ingin dekat dengannya,
namun yakinlah, bahwa jarak yang jauh terkadang justru mampu
mendekatkan hati kalian.
Cinta karena Allah adalah ketika kau mengerti, tak hanya kelebihan
dari orang itu yang kau lihat, namun juga memahami dan menerima
kekurangan-kekurangan yang dimilikinya. Sungguh pun kau baru boleh
mengatakan bahwa: Aku mencintainya setelah kau benar-benar mengenalnya
dengan sebenar-benarnya, yaitu baik dan buruknya.
Cinta karena Allah itu tidak akan pernah sebatas pada penampilan dan
kecantikan.
Adakalanya kau akan lebih mencintai sebongkah arang hitam dari pada
sebutir intan yang berkilauan. Karena sesungguhnya kau sadar bahwa kau
membutuhkan sebuah kehangatan yang mampu mengusir rasa dingin dari
jiwamu. Lebih daripada sekedar keindahan yang ternyata membuatmu beku
kedinginan.
Cinta karena Allah itu tidak akan tumbuh dari kecantikan seseorang.
Namun kecantikan seseorang justru akan tampak ketika kau mencintainya.
di sisi Nabi Saw, bersamaan dengan itu ada orang (laki-laki) yang
lewat di hadapan mereka. Lantas ia menyatakan: Wahai Rasulullah
sesungguhnya aku benar-benar mencintai orang ini (yang baru saja
lewat), maka Nabi Saw berkata kepadanya: Apakah engkau telah
memberitahukan hal tersebut kepadanya? Ia berkata: Belum. Beliau
berkata: Hendaknya engkau utarakan kepadanya. Maka ia langsung
mengejar orang itu dan mengatakan " Inni uhibbuka fillah"
(sesungguhnya aku mencintaimu karena Allah), orang tersebut menjawab:
Ahabbakalladzi ahbabtani lahu (Semoga mencintaimu Dzat yang engkau
mencintai aku karena-Nya).
(HR.Abu Dawud dengan isnad Shahih)
Cinta itu adalah ketika timbul perasaan aneh di sekujur tubuhmu baik
ketika kau melihatnya, mendengarnya, ataupun ketika kau merasakan
kehadirannya di dekatmu. Adakalanya kau selalu ingin dekat dengannya,
namun yakinlah, bahwa jarak yang jauh terkadang justru mampu
mendekatkan hati kalian.
Cinta karena Allah adalah ketika kau mengerti, tak hanya kelebihan
dari orang itu yang kau lihat, namun juga memahami dan menerima
kekurangan-kekurangan yang dimilikinya. Sungguh pun kau baru boleh
mengatakan bahwa: Aku mencintainya setelah kau benar-benar mengenalnya
dengan sebenar-benarnya, yaitu baik dan buruknya.
Cinta karena Allah itu tidak akan pernah sebatas pada penampilan dan
kecantikan.
Adakalanya kau akan lebih mencintai sebongkah arang hitam dari pada
sebutir intan yang berkilauan. Karena sesungguhnya kau sadar bahwa kau
membutuhkan sebuah kehangatan yang mampu mengusir rasa dingin dari
jiwamu. Lebih daripada sekedar keindahan yang ternyata membuatmu beku
kedinginan.
Cinta karena Allah itu tidak akan tumbuh dari kecantikan seseorang.
Namun kecantikan seseorang justru akan tampak ketika kau mencintainya.
Artikel Terkait
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Kecil, Hidup dan Mati
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Seraut Wajah
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Embun Di Pelupuk Mata
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Doa Suci
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Aku
- Orang Tua
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Di Sini
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Dari Bilik Kalbu
- Small Note The Prisoners : Here
- You
- Whole
- Negeri Impian
- Di Manakah Keadilan?
- Cinta Dalam Perjalanan
- Puisi Patah Hati
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Luruh
- Kenangan Di Pancawati - Karawang
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Rindu Nabi
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Selasar
- Sadar Tapi Tak Sadar
Komentar