Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2010

Entri yang Diunggulkan

Keluarga Presiden

Bangsa israel Adalah TERORIS Terbesar

Telah robek, tuli dan berdarah telinga dunia pekak mendengar suara congkak bangsa israel durjana. Apakah tidak bernilai rasa kemanusiaan hingga anak-anak tak berdosa menjadi korban pembantaian ? Apakah telah menyerah bangsa-bangsa yang mengaku bermartabat pada cengkraman laknat ? Apakah telah di dustakan Mata dan Telinga Tuhan hingga keadilan dan kasih sayang hanya slogan belaka ? Bukalah mata dunia ! Ini adalah pembantaian dan penistaan ! siapa yang pantas disebut bangsa teroris ? israel-lah jawabannya ! Bukankah kebiadaban ini nyata, Seperti fir'aun memburu Musa ? Bukankah telah tenggelam firaun ditelan lautan sebagai jawaban atas puncak kedzalimannya ? Tuhan, hanya Engkaulah yang pantas berbicara tentang hakikat kemulian dan kemenangan, hati ini pasrah dan gelisah, hanya Engkaulah yang pantas mendengar rintihan dan ratapan anak negeri tertindas, tidak pantas kedurhakaan tidak pantas penistaan. siapa yang pantas disebut bangsa teroris ? israel-lah jawabannya !

Hidayah dan kebebasan

Pagi-pagi sekali kubuka pintu rumah aku lihat puncak Gunung Slamet yang megah berdiri di atas hamparan sawah yang masih hijau. Angin selatan berhembus perlahan menyapa bilah-bilah rambutku yang masih acak-acakan, benarkah gunung setegar itu kelak akan menumpahkan lahar ? menyapu bersih seluruh kehidupan di bawahnya ? Mungkin sebuah keniscayaan meski waktunya entah kapan, tapi agaknya penghulu alam mulai geram menyaksikan sendi-sendi kehidupan porak poranda, siapa pula yang menghancurkan karena kita sendirilah yang menjadi pelakunya, bukan orang lain menjadi kambing hitam karena kita sendirilah yang memilih jalan kehidupan di antara benar dan salah. Jiwaku, bukankah kita telah diberi anugrah terbesar yang alam semesta tidak sanggup menerimanya ? Jiwaku, bukankah anugerah itu berupa hidayah keimanan ? Bukankah kebebasan juga sebuah karunia ? Dengannya kita memilih hidayah untuk menyelamatkan diri, atau kesesatan untuk menghancurkan alam semesta...

Allah

Allah yang maha pengasih dan penyayang.   Allah tempat ku bergantung dan berharap.   Allah aku memuji dan memuja.   Allah cengkramlah jiwa raga.   Allah jangan biarkan aku merana. Allah, telah lelah jiwa raga. Tapi Kau berfirman : jangan putus asa.   Allah Malik Karim.

Cinta Dalam Perjalanan

Kekasihku dalam kerinduan ini bukankah cinta ini menjadi indah ? Dengannya aku mengingatmu memujimu mengagungkanmu. Kekasihku bersandarkan pilar tua ini mengenangmu laksana membaca cerita suka cita kita, bukankah akan merasa kehilangan karena telah dipisahkan ? Bukankah cintaku ini nyata ? Senyata cinta kasihmu di hatiku. Tapi hampir saja aku berbalik arah ketika mengetuk pintumu aku tiada bisa aku sangka telah musnah hakikat sebuah cinta aku sangka telah terpuruk segala daya untuk sekedar mengenangmu dan menyentuh jari-jari lentikmu. Aku hampir saja berbalik arah acuh dan nista ketika merindumu adalah fatamorgana ketika merengkuhmu adalah lembah hayalan. Kekasihku bukankah masih ada cinta sedikit sisa dari ratapan hamba berputus asa ini cinta masih ada meski sedikit tersisa dari ratapan hamba yang tersiksa jangan biarkan birahi ini membara menyentuh api di padang gersang jangan biarkan hamba bagai kuda jalang yang berlari liar menembus malam hitam pekat. Aku memang tidak berdaya kekas

Negeri Impian

Aku bermimpi tentang negeri impian negeri yang subur makmur dan kaya raya penduduknya ramah tamah dipimpin kepala negara yang bijaksana. Pernahkan Anda membayangkan negeri itu di depan mata kita tempat kaki kita berpijak tempat kita dilahirkan dan dibesarkan oleh ayah bunda tercinta ? Pernahkah Anda membayangkan betapa bahagia kita hidup di dalamnya tiada peperangan tiada penindasan tiada korupsi tiada pendustaan ? Pernahkah Anda membayangkan jauh di negeri Palestina dimana anak-anak meregang nyawa diterjang peluru para tentara negeri bedebah orang tua galau gulana telah sah-kah pembantaian umat manusia ? telah muliakah menumpahkan darah-darah manusia tak berdosa ? Ini bukan impian tapi kenyataan di sana anak-anak Palestina hidup di bawah bayang-bayang peperangan jihad fi sabilillah di sini anak-anak bermain layang-layang menikmati keindahan masa kecil dalam buaian bunda aku terus bermimpi tentang negeri yang indah dan permai jauh dari peperangan jauh dari genggaman penguasa haus kek

Mempersiapkan Anak Yang Menyejukkan Pandangan

“ Dan orang-orang yang berdoa: “Ya Tuhan kami, anugerahkanlah untuk kami isteri-isteri dan anak keturunan kami yang menjadi penyejuk mata kami, dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertaqwa ”. (QS. Al-Furqan: 75) Imam Ibnu Katsir memahami qurratu a’yun dalam ayat ini sebagai anak keturunan yang taat dan patuh mengabdi kepada Allah. Ibnu Abbas menjelaskan bahwa keluarga yang dikategorikan qurratu a’yun adalah mereka yang menyenangkan pandangan mata di dunia dan di akhirat karena mereka menjalankan ketaatan kepada Allah, dan memang kata Hasan Al-Bashri tidak ada yang lebih menyejukkan mata selain dari keberadaan anak keturunan yang taat kepada Allah swt. Secara bahasa, anak dalam bahasa Arab lebih tepat disebut dengan istilah At-Thifl Pengarang Al-Mu’jam al-Wasith mengartikan kata At-Thifl sebagai anak kecil hingga usia baligh. Kata ini dapat dipergunakan untuk menyebut hewan atau manusia yang masih kecil dan setiap bagian kecil dari suatu benda, baik itu tunggal. Kamus