Jakarta
di penghujung malammu
kau merengkuhiku dalam dinginmu,
sepanjang hari hujan gerimis,
sepanjang hari tubuh menggigil,
sepanjang hari merenungi,
telah benarkah langkah kaki ini,
berjalan tertatih-tatih
menapaki ukiran nasib yang mungkin menjadi sejarah,
menjadi kenangan.
Hidup,
gelora ini tak pernah lapuk
hanya lelah sedikit
menghela nafas lirih
menghayati dan menikmati apapun kejadian hari ini
untuk kemudian berjalan kembali.
Melati,
mekarlah bunga sekuntum,
kelak harummu ku cium,
sebagai hiasan indah di malam pengantin,
dari perjalanan sejarah yang tak pernah kumiliki.
Mahligai cinta,
bukankah telah sempurna kasih sayang ini ?
Bukankah tak pernah lelah perjuangan ini ?
Bukankah tak pernah bersuara keresahan ini ?
Bahkan tak pernah menitik air mata ini ?
Bukankah ini cinta sejati?
sehidup semati?
seia sekata
seiring seperjalanan
suka duka
bersama?
Cinta,
kefakiran
biarlah itu cerita,
Jakarta
dingin ini aku menghayatinya
akan berguguran kelopak bunga flamboyan
akan mengering ranting-ranting di dahan
akan berhembus angin perlahan,
menyempurnakan biruku
membuka suara kalbuku.
(Date: Sat, 7 Aug 2010 01:44:41 +0700, file muhammadsaroji.com)
di penghujung malammu
kau merengkuhiku dalam dinginmu,
sepanjang hari hujan gerimis,
sepanjang hari tubuh menggigil,
sepanjang hari merenungi,
telah benarkah langkah kaki ini,
berjalan tertatih-tatih
menapaki ukiran nasib yang mungkin menjadi sejarah,
menjadi kenangan.
Hidup,
gelora ini tak pernah lapuk
hanya lelah sedikit
menghela nafas lirih
menghayati dan menikmati apapun kejadian hari ini
untuk kemudian berjalan kembali.
Melati,
mekarlah bunga sekuntum,
kelak harummu ku cium,
sebagai hiasan indah di malam pengantin,
dari perjalanan sejarah yang tak pernah kumiliki.
Mahligai cinta,
bukankah telah sempurna kasih sayang ini ?
Bukankah tak pernah lelah perjuangan ini ?
Bukankah tak pernah bersuara keresahan ini ?
Bahkan tak pernah menitik air mata ini ?
Bukankah ini cinta sejati?
sehidup semati?
seia sekata
seiring seperjalanan
suka duka
bersama?
Cinta,
kefakiran
biarlah itu cerita,
Jakarta
dingin ini aku menghayatinya
akan berguguran kelopak bunga flamboyan
akan mengering ranting-ranting di dahan
akan berhembus angin perlahan,
menyempurnakan biruku
membuka suara kalbuku.
(Date: Sat, 7 Aug 2010 01:44:41 +0700, file muhammadsaroji.com)
Artikel Terkait
- Orang Tua
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Di Sini
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Dari Bilik Kalbu
- Small Note The Prisoners : Here
- You
- Whole
- Negeri Impian
- Di Manakah Keadilan?
- Cinta Dalam Perjalanan
- Puisi Patah Hati
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Luruh
- Kenangan Di Pancawati - Karawang
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Rindu Nabi
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Selasar
- Sadar Tapi Tak Sadar
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Aku Yang Celaka atau Kamu Yang Celaka
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Aku Tahu Jiwamu Menangis
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Kabut
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Binal
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Air Mata
Komentar