Orang tua-orang tua
kita bangga punya orang tua,
darinya lahir raga kita,
darinya tumbuh berkembang jiwa kita,
dari air susu dan cucuran keringatnya,
mengeja kata demi kata,
melantun kalimat berirama.
Ini dunia gegap gempita
oleh tangis dan tawa,
ini sedih dan gembira
melebur dalam kasih sayangnya.
Ini suara
berkata tentang orang tua yang menjadi orang tua,
yang melahirkan anak dari termuda hingga tertua,
anak tertua lahir ketika orang tua masih muda,
anak termuda lahir ketika orang tua telah tua,
muda manakah anak tertua dan termuda?
tua manakah anak termuda dan tertua?
kiranya dimana kita mencari jawaban
di kala orang tua menghitung hari yang masih tersisa?
Duh
jangan biarkan mulut yang sudah tidak fasih itu melantunkan tembang
....ini hidup terlanjur bernama nestapa.... jangan,
meski guratan badan itu kodrat,
tapi dia rindu doa itu menjadi embun di kepagian,
dan sorga itu menjadi akhir dari pembaringan.
Duh Tuhan,
di bumiMU kaki lemah ini mencengkram,
Duh Tuhan,
seluas langit mata sayu ini penuh harap
kuatkan tangan fakir ini menggapai di kegelapan
mencari ridloMU yang tak berbatas,
sebelum bumiMU
membukakan pintunya
memperkenankan daku bersimpuh di hadapanMU
mempertanggungjawabkan ketuaanku,
kefakiranku,
kealpaanku.
Duh Tuhan
sebelum fajar ini menyingsing,
jangan pejamkan mataku
untuk menggauli mimpi-mimpi yang tak pasti,
sebelum Kau perkenankan aku
berdoa dan bersyukur kepada kedua orang tuaku.
( Kapurinjing 04.02.2009, Last update: Sat, 10 Jan 2015 12:25:59 +0800)
kita bangga punya orang tua,
darinya lahir raga kita,
darinya tumbuh berkembang jiwa kita,
dari air susu dan cucuran keringatnya,
mengeja kata demi kata,
melantun kalimat berirama.
Ini dunia gegap gempita
oleh tangis dan tawa,
ini sedih dan gembira
melebur dalam kasih sayangnya.
Ini suara
berkata tentang orang tua yang menjadi orang tua,
yang melahirkan anak dari termuda hingga tertua,
anak tertua lahir ketika orang tua masih muda,
anak termuda lahir ketika orang tua telah tua,
muda manakah anak tertua dan termuda?
tua manakah anak termuda dan tertua?
kiranya dimana kita mencari jawaban
di kala orang tua menghitung hari yang masih tersisa?
Duh
jangan biarkan mulut yang sudah tidak fasih itu melantunkan tembang
....ini hidup terlanjur bernama nestapa.... jangan,
meski guratan badan itu kodrat,
tapi dia rindu doa itu menjadi embun di kepagian,
dan sorga itu menjadi akhir dari pembaringan.
Duh Tuhan,
di bumiMU kaki lemah ini mencengkram,
Duh Tuhan,
seluas langit mata sayu ini penuh harap
kuatkan tangan fakir ini menggapai di kegelapan
mencari ridloMU yang tak berbatas,
sebelum bumiMU
membukakan pintunya
memperkenankan daku bersimpuh di hadapanMU
mempertanggungjawabkan ketuaanku,
kefakiranku,
kealpaanku.
Duh Tuhan
sebelum fajar ini menyingsing,
jangan pejamkan mataku
untuk menggauli mimpi-mimpi yang tak pasti,
sebelum Kau perkenankan aku
berdoa dan bersyukur kepada kedua orang tuaku.
( Kapurinjing 04.02.2009, Last update: Sat, 10 Jan 2015 12:25:59 +0800)
Komentar