Muhammadsaroji.com - Sesungguhnya tidak mudah untuk menciptakan
kehidupan yang nyaman,
namun bukan pula perkara yang sulit kalau kita memiliki keinginan
untuk mewujudkannya. Lalu tidak mudah atau mudahnya menciptakan
kehidupan yang nyaman itu tempatnya di mana?
Sebenarnya istilah nyaman kalau kita melihat dari sudut pandang
spiritual, nyaman itu tempatnya di hati. Seseorang, meski menjalani
kehidupan yang serba kekurangan, bertempat tinggal di gubug derita,
tidur di lantai beralaskan tikar, toh kalau hatinya menerima keadaan
itu dengan ikhlas, dia akan merasa nyaman-nyaman saja. Mungkin urusan
rejeki dia cari hari ini untuk dimakan hari ini juga, tidak peduli
besok masih bisa makan atau tidak, bekerja atau tidak, itu tidak dia
pedulikan. Baginya hidup itu sederhana, jalani apa adanya, nerimo ing
pandum. Dia percaya kalo rejeki itu ada yang mengatur. Dia berpikiran
simpel, hidup seadanya, tidak usah neko-neko. Dan orang-orang seperti
ini banyak sekali di sekitar kita. Keadaan mereka seperti ini mungkin
karena beberapa sebab, mungkin karena sudah putus asa karena telah
berulang kali mengalami kegagalan dalam meraih apa yang
dicita-citakan, sehingga timbul kepasrahannya. Mungkin juga mereka
bersikap seperti itu karena memang dia memiliki karakter seperti itu,
tidak mau bersusah payah, malas menghadapi tantangan dan sebagainya.
Tetapi kenyamanan bila dilihat dari sudut pandang lahiriah, adalah
terpenuhinya apa-apa yang menjadi kebutuhan kita, kemudahan-kemudahan
yang kita miliki, baik dari segi keuangan, kesehatan, interaksi
sosial, dan lain-lain. Dan kenyamanan ini erat kaitannya dengan
kesejahteraan. Orang dapat dikatakan sejahtera bila dia sudah tidak
lagi memikirkan hal-hal yang mendasar seperti urusan hari ini bisa
makan atau tidak, bisa menyekolahkan anak apa tidak.
Orang yang sejahtera telah masuk pada tingkatan bagaimana dia makan
dengan makanan yang enak dan bergizi, bagaimana cara dia menata rumah
dan rumah tangga agar nyaman ditempati seluruh keluarga, dan bagaimana
dia mempersiapkan anak-anak untuk menempuh pendidikan
setinggi-tingginya.
Kalau kita ingin hidup nyaman hanya sekedar nyaman di hati, maka
ikhlaslah dengan segala apa yang kita terima dan kita miliki. Namun
bila kita ingin nyaman dan sejahtera, maka kuncinya adalah bekerja
keras, berjuang sepenuh jiwa raga, tetapkan tujuan apa yang akan dan
ingin kita capai dalam kehidupan ini. Bila keinginan-keinginan itu
sudah kita susun, maka langkah selanjutnya adalah eksekusi, laksanakan
secepatnya.
Dan satu hal yang tidak boleh kita lupa, iringilah semua yang kita
lakukan ini dengan doa. Karena usaha yang diiringi doa akan
mendatangkan hasil yang penuh keberkahan.
Semoga kita semua termasuk orang-orang yang memiliki keinginan dan
mewujudkan kehidupan yang nyaman dan sejahtera, amin
kehidupan yang nyaman,
namun bukan pula perkara yang sulit kalau kita memiliki keinginan
untuk mewujudkannya. Lalu tidak mudah atau mudahnya menciptakan
kehidupan yang nyaman itu tempatnya di mana?
Sebenarnya istilah nyaman kalau kita melihat dari sudut pandang
spiritual, nyaman itu tempatnya di hati. Seseorang, meski menjalani
kehidupan yang serba kekurangan, bertempat tinggal di gubug derita,
tidur di lantai beralaskan tikar, toh kalau hatinya menerima keadaan
itu dengan ikhlas, dia akan merasa nyaman-nyaman saja. Mungkin urusan
rejeki dia cari hari ini untuk dimakan hari ini juga, tidak peduli
besok masih bisa makan atau tidak, bekerja atau tidak, itu tidak dia
pedulikan. Baginya hidup itu sederhana, jalani apa adanya, nerimo ing
pandum. Dia percaya kalo rejeki itu ada yang mengatur. Dia berpikiran
simpel, hidup seadanya, tidak usah neko-neko. Dan orang-orang seperti
ini banyak sekali di sekitar kita. Keadaan mereka seperti ini mungkin
karena beberapa sebab, mungkin karena sudah putus asa karena telah
berulang kali mengalami kegagalan dalam meraih apa yang
dicita-citakan, sehingga timbul kepasrahannya. Mungkin juga mereka
bersikap seperti itu karena memang dia memiliki karakter seperti itu,
tidak mau bersusah payah, malas menghadapi tantangan dan sebagainya.
Tetapi kenyamanan bila dilihat dari sudut pandang lahiriah, adalah
terpenuhinya apa-apa yang menjadi kebutuhan kita, kemudahan-kemudahan
yang kita miliki, baik dari segi keuangan, kesehatan, interaksi
sosial, dan lain-lain. Dan kenyamanan ini erat kaitannya dengan
kesejahteraan. Orang dapat dikatakan sejahtera bila dia sudah tidak
lagi memikirkan hal-hal yang mendasar seperti urusan hari ini bisa
makan atau tidak, bisa menyekolahkan anak apa tidak.
Orang yang sejahtera telah masuk pada tingkatan bagaimana dia makan
dengan makanan yang enak dan bergizi, bagaimana cara dia menata rumah
dan rumah tangga agar nyaman ditempati seluruh keluarga, dan bagaimana
dia mempersiapkan anak-anak untuk menempuh pendidikan
setinggi-tingginya.
Kalau kita ingin hidup nyaman hanya sekedar nyaman di hati, maka
ikhlaslah dengan segala apa yang kita terima dan kita miliki. Namun
bila kita ingin nyaman dan sejahtera, maka kuncinya adalah bekerja
keras, berjuang sepenuh jiwa raga, tetapkan tujuan apa yang akan dan
ingin kita capai dalam kehidupan ini. Bila keinginan-keinginan itu
sudah kita susun, maka langkah selanjutnya adalah eksekusi, laksanakan
secepatnya.
Dan satu hal yang tidak boleh kita lupa, iringilah semua yang kita
lakukan ini dengan doa. Karena usaha yang diiringi doa akan
mendatangkan hasil yang penuh keberkahan.
Semoga kita semua termasuk orang-orang yang memiliki keinginan dan
mewujudkan kehidupan yang nyaman dan sejahtera, amin
Komentar