Mengapa Harus Ngeblog? Adalah sebuah pertanyaan yang
terkadang mengusik di hati. Sebenarnya tidak "harus ngeblog" karena
hidup ini banyak pilihan. Toh sekarang ini saya sedang memiliki banyak
waktu luang yang aktifitas sehari-harinya bisa untuk membantu istri
mengurus pekerjaan rumah tangga di rumah dari mencuci pakaian,
memasak, membersihkan rumah ditambah mencari kayu bakar dan
membelahnya menjadi belahan kecil-kecil untuk keperluan warung di
rumah. Semua pekerjaan dapur rumah tangga yang selama ini menjadi
tanggung jawab seorang istri pada umumnya saya pun bisa
mengerjakannya. Tidak menyuruh seorang pembantu..? Wah saya ini bukan
orang kaya Gan, saya dan istri memulai usaha warung kecil-kecilan dari
modal awal cuma Rp 30 ribu, pada waktu itu kehidupanku masuk kategori
"amat sangat di bawah standar sekali" dan kebetulan tempat tinggal
kami juga di dusun kecil di dekat sawah dan dekat kuburan
kapurinjing...tapi tentram dan damai.
Barangkali ironis, kok sekarang sang istri yang cari uang ? Dan
sekarang saya yang menjadi ibu rumah tangga..? Jawabnya nggak juga.
Kita nyari uang bareng-bareng. itulah kehidupan, basis ekonomi kami
100% adalah wiraswasta, menjadi pedagang kecil-kecilan. Berdagang
kelihatannya amat sulit, rumit dan membutuhkan fikiran yang kritis.
Tapi bisnis berdagang menjadi mudah kalau kita punya kemauan, modal
dan bakat. Barangkali untuk modal dan kemauan mungkin sekarang kami
secara pribadi sudah
memiliki. Tapi untuk bakat dan keberkahan? Bakat dan keberkahan inilah
yang menjadi teka-teki penuh misteri, karenanya keberanian menerjuni
bisnis akan selalu kami lakukan
dengan sepenuh hati.
Ya, seberat apapun membangun keberanian dan
kepercayaan bila kita berangkat dari keyakinan, usaha dan doa Insya
Allah akan berhasil. kita harus punya kemauan dan semangat untuk
mewujudkannya. Bukankah kemudian akan terjawab untuk apa aku ngeblog
di sini ? Ya, semua orang punya obsesi, dan kebanyakan blogger
memiliki obsesi menjadi blogger sejati yang memiliki jati diri dari
apa-apa yang dituliskannya.
terkadang mengusik di hati. Sebenarnya tidak "harus ngeblog" karena
hidup ini banyak pilihan. Toh sekarang ini saya sedang memiliki banyak
waktu luang yang aktifitas sehari-harinya bisa untuk membantu istri
mengurus pekerjaan rumah tangga di rumah dari mencuci pakaian,
memasak, membersihkan rumah ditambah mencari kayu bakar dan
membelahnya menjadi belahan kecil-kecil untuk keperluan warung di
rumah. Semua pekerjaan dapur rumah tangga yang selama ini menjadi
tanggung jawab seorang istri pada umumnya saya pun bisa
mengerjakannya. Tidak menyuruh seorang pembantu..? Wah saya ini bukan
orang kaya Gan, saya dan istri memulai usaha warung kecil-kecilan dari
modal awal cuma Rp 30 ribu, pada waktu itu kehidupanku masuk kategori
"amat sangat di bawah standar sekali" dan kebetulan tempat tinggal
kami juga di dusun kecil di dekat sawah dan dekat kuburan
kapurinjing...tapi tentram dan damai.
Barangkali ironis, kok sekarang sang istri yang cari uang ? Dan
sekarang saya yang menjadi ibu rumah tangga..? Jawabnya nggak juga.
Kita nyari uang bareng-bareng. itulah kehidupan, basis ekonomi kami
100% adalah wiraswasta, menjadi pedagang kecil-kecilan. Berdagang
kelihatannya amat sulit, rumit dan membutuhkan fikiran yang kritis.
Tapi bisnis berdagang menjadi mudah kalau kita punya kemauan, modal
dan bakat. Barangkali untuk modal dan kemauan mungkin sekarang kami
secara pribadi sudah
memiliki. Tapi untuk bakat dan keberkahan? Bakat dan keberkahan inilah
yang menjadi teka-teki penuh misteri, karenanya keberanian menerjuni
bisnis akan selalu kami lakukan
dengan sepenuh hati.
Ya, seberat apapun membangun keberanian dan
kepercayaan bila kita berangkat dari keyakinan, usaha dan doa Insya
Allah akan berhasil. kita harus punya kemauan dan semangat untuk
mewujudkannya. Bukankah kemudian akan terjawab untuk apa aku ngeblog
di sini ? Ya, semua orang punya obsesi, dan kebanyakan blogger
memiliki obsesi menjadi blogger sejati yang memiliki jati diri dari
apa-apa yang dituliskannya.
Komentar