ketika gerimis masih berkepanjangan
ketika kudengar ketukan pintu tanpa salam
ketika kemudian aku enggan untuk beranjak dari pembaringan
karena ngantuk dan kelelahan
benar
betapa lelahnya jiwa raga.
Hujan,
pun kemudian turun semakin deras
menghalau debu-debu kemarau yang berkepanjangan
membangunkan biji-biji yang hampir mati untuk kemudian tumbuh dan
berkembang
memekarkan kembang-kembang melati yang mewangi untuk disuntingkan di
baju pengantin.
Melati,
aku pun terkenang perjalanan di sebuah musim semi,
ketika itu
betapa mahalnya menggapai cinta
betapa merananya aku berkalang tanah
betapa membiusnya badai fitnah
kontras dengan bentang alam raya
yang cemerlang.
Di langit,
ku pandang bintang yang gemerlapan
ketika itu aku berseru : majulah jiwaku !
Bukan penderitaan, karmamu "
Jakarta,
di saat gerimis masih berkepanjangan,
masih juga kudengarkan ketukan pintu tanpa salam,
jiwa ragaku lelah !
perkenankan aku tidur sejenak !
Tidak,
tidak juga kuperkenankan diriku tidur,
karena ini gerimis berkepanjangan
karena ada ketukan pintu tanpa salam...
Artikel Terkait
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Binal
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Air Mata
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Tuhanku
- Cinta Tak Selamanya Indah
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Sekeping Hati
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Desah Nafas Kecewa
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Makan Itu Cinta!!!
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Kecil, Hidup dan Mati
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Seraut Wajah
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Embun Di Pelupuk Mata
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Doa Suci
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Aku
- Orang Tua
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Di Sini
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Dari Bilik Kalbu
- Small Note The Prisoners : Here
- You
- Whole
- Negeri Impian
- Di Manakah Keadilan?
Komentar