nikmat kehidupan berubah menjadi bencana
berharap perjalanan tanpa rintangan
tidur diselimuti mimpi indah
kanan kirh puji dan sanjungan.
Ini kehidupan tak selamanya indah,
nyata bukan ?
Bahkan dengan anak istri tersayang !
Kasihan pemuja cinta
amat menderita para pendosa
amat hina dihina
kekerdilan itu
amat durhaka !
Biarkan langkah kaki mencari jalannya
seperti burung-burung membelah angkasa
indah dan alamiah
celakalah burung dalam sangkar
terbelenggu dan terjajah.
Siapa sangka bayangan mata air itu
ternyata hanya fatamorgana
jiwa-jiwa gersang makin kehausan
burung-burung tak lagi bersuara
kembang kamboja luruh di tepi nisan
di sana ada kematian
menantikan kehidupan mengetuk pintunya.
Jangan pernah lagi menyangka
lidah ini kan bertutur selamanya
karena di sana ada kematian
tempat kehidupan bersaudara kembar dengannya
kematian itu nyata
seperti kehidupan ini nyata.
Bekasi
15 Mei 2009
Created By CentralSitus
Artikel Terkait
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Selasar
- Sadar Tapi Tak Sadar
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Aku Yang Celaka atau Kamu Yang Celaka
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Aku Tahu Jiwamu Menangis
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Kabut
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Binal
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Air Mata
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Tuhanku
- Cinta Tak Selamanya Indah
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Sekeping Hati
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Desah Nafas Kecewa
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Makan Itu Cinta!!!
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Kecil, Hidup dan Mati
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Seraut Wajah
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Embun Di Pelupuk Mata
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Doa Suci
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Aku
- Orang Tua
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Di Sini
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Dari Bilik Kalbu
Komentar