Tak ada yang tidak menjadi misteri
kau dan aku selalu menjadi misteri
tak pernah ada yang tahu
kau dan aku dalam pertentangan.
Sesungguhnya kita merdeka
tapi berulang kali kita terjajah
berulang kali kau katakan jiwamu resah
tapi
tak pernah ada yang tahu aku lapar
padahal alam ini hijau raya
merasa kedinginan padahal tak ada hujan
haus dan lelah berkepanjangan
merasa mati padahal nafas masih terengah-engah.
Dalam kegalauan ini
tidak sepatah kata ku ucapkan
ingin ku terbang, betapa dunia ini sempit
denganmu bertambah hari kian membagi jarak
dari jiwa ke jiwa
kau dan aku bimbang mencari kedamaian.
Jakarta
2 November 1994
Artikel Terkait
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Rindu Nabi
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Selasar
- Sadar Tapi Tak Sadar
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Aku Yang Celaka atau Kamu Yang Celaka
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Aku Tahu Jiwamu Menangis
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Kabut
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Binal
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Air Mata
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Tuhanku
- Cinta Tak Selamanya Indah
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Sekeping Hati
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Desah Nafas Kecewa
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Makan Itu Cinta!!!
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Kecil, Hidup dan Mati
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Seraut Wajah
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Embun Di Pelupuk Mata
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Doa Suci
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Aku
- Orang Tua
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Di Sini
Komentar