KOALISI
Koalisi memunculkan harapan, harapan kekuatan untuk menggapai kekuasaan dan melanggengkannya.
Ketika dua atau lebih kelompok/partai lemah bersatu dalam suatu koalisi, maka akan berubah menjadi partai yang kuat, begitulah teorinya.
Tapi teori kekuatan sebuah koalisi tak selamanya berjalan sesuai harapan, karena pada hakikatnya para anggota koalisi memiliki halauan dan dan strategi politik yang berbeda untuk menggapai tujuan yang sama, yaitu kekuasaan, apalagi strategi dan halauan yang diterapkan sebelum terjadinya koalisi.
Sekarang, partai-partai pesaing SBY seperti GOLKAR, PDIP, HANURA, GERINDRA dan yang lainnya justru kesulitan menentukan koalisi yang ideal.
Partai Demokrat yang telah berkoalisi dengan partai-partai berhaluan islam telah menentukan koalisi untuk memperkuat posisi tawar dalam Pilpres mendatang. Bagai bunga mawar merah merekah yang semerbak harumnya, pamor SBY tak terbantahkan, barangkali tanpa koalisi pun SBY dengan Partai Demokratnya bisa melangkah sendiri menuju gerbang Istana Merdeka bahkan dengan calon Wakil Presiden dari kalangan dalam partai sendiri sekalipun.
Inilah pamor SBY yang di anggap "mengerikan" oleh para pesaingnya, sehingga langkah koalisi yang mereka tempuh dengan partai lain pun belum mampu memantapkan ketekadan mereka untuk duduk bersanding dengan SBY dalam kedudukan yang seimbang
RUPANYA..
Para petinggi partai sadar betul apa suara hati rakyat Indonesia kelak pada pilpres nanti, dan apakah langkah koalisi lintas partai ini sebuah kesia-siaan..?
Tinggal menunggu waktu untuk memperoleh jawabannya
Komentar