ketika kuntum sedap malam bermekaran
ku sebut namamu Bintang ,
Bintang Maharani.
Di pematang sawah ini aku berlari
titik embun di pucuk daun padi
berpendar semburatkan warna pelangi
burung pipit bernyanyi
hinggap bergembira di batang padi yang menguning
ini kisah cintaku di masa kecil
masa indah penuh wangi bunga
bersama Bintang Maharani.
Bintang Maharani
di mana engkau kini
dulu menghalau pipit bersama
di hamparan sawah yang menguning
dulu sekolah bersama
dan engkau selalu jadi pujaan
karena engkau adalah bintang
bintang kelas
Bintang Maharani.
Bukankah telah kita berjanji
cinta itu abadi
dan jiwa kita tak terpisahkan
di bawah matahari senja ini aku mencari
di ujung pematang ini aku menanti
sambil bernyanyi la..la..la
seperti dulu pernah kita nyanyikan.
Matahari senja telah berganti
purnama keperakan di arak awan-awan putih
bintang gemintang bersinar berseri
mengiringi malam menjemput impian
di peraduan sepi ini aku berdoa
semoga kelak jiwa kita di persatukan
dan dapat ku bermimpi
mimpi bertemu Bintang Maharani
yang kini telah bersemayam
di sorga yang abadi.
Artikel Terkait
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Embun Di Pelupuk Mata
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Doa Suci
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Aku
- Orang Tua
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Di Sini
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Dari Bilik Kalbu
- Small Note The Prisoners : Here
- You
- Whole
- Negeri Impian
- Di Manakah Keadilan?
- Cinta Dalam Perjalanan
- Puisi Patah Hati
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Luruh
- Kenangan Di Pancawati - Karawang
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Rindu Nabi
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Selasar
- Sadar Tapi Tak Sadar
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Aku Yang Celaka atau Kamu Yang Celaka
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Aku Tahu Jiwamu Menangis
Komentar