TINGGI-TINGGI
Kibarkanlah benderamu tinggi-tinggi
seperti hendak mencapai puncak langit
cumbuilah bidadari-bidadari itu di balik mega
dan pekikkanlah kata-kata merdeka !
Seperti dulu kakek nenekmu pernah berperang
mereka mengangkat stambul tinggi-tinggi
mempertaruhkan nyawa yang berharga mati
karena mati itu tidak sia-sia
Tapi sanggup berkata apa kau sekarang ?
Harta tiada, kemerdekaan tiada
tanganmu terbelenggu, jiwamu terpasung
ini negeri menangis merintih-rintih
menjerit tapi penuh makna tak pasti
setetes darah dan setitik air mata bidadari itu
ibu pertiwi itu
tak berarti untuk menutupi lukamu
Kibarkanlah benderamu tinggi-tinggi
sebelum sukmamu di jemput mati
mati itu sungguh sia-sia
karena kau tak tahu apa arti pengorbanan itu
negeri ini merindukan kedamaian
tapi kau ciptakan kepongahan
rakyat ini mendambakan kemerdekaan
tapi kau ciptakan peperangan
ini negeri hancur binasa
sebelum rakyat tahu apa arti adil dan kemakmuran
negeri ini terlanjur terkoyak
sebelum kau tahu apa arti persatuan
kibarkanlah bendera itu tinggi-tinggi
di atas sana kau kan terkoyak
angin
kelak jatuh tak bebentuk lagi
untuk bendera partai-partai
Pemalang 17 1999
Artikel Terkait
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Luruh
- Kenangan Di Pancawati - Karawang
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Rindu Nabi
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Selasar
- Sadar Tapi Tak Sadar
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Aku Yang Celaka atau Kamu Yang Celaka
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Aku Tahu Jiwamu Menangis
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Kabut
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Binal
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Air Mata
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Tuhanku
- Cinta Tak Selamanya Indah
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Sekeping Hati
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Desah Nafas Kecewa
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Makan Itu Cinta!!!
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Kecil, Hidup dan Mati
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Seraut Wajah
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Embun Di Pelupuk Mata
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Doa Suci
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Aku
Komentar