Di kegelapan menelusuri jalan bebatuan
rembulan temaram tak lagi purnama
srigala hutan melolong panjang
ini ketakutan kian mencekam
ini kegelapan untuk siapa
jiwa merintih berkali-kali menjadi pecundang.
rembulan temaram tak lagi purnama
srigala hutan melolong panjang
ini ketakutan kian mencekam
ini kegelapan untuk siapa
jiwa merintih berkali-kali menjadi pecundang.
Di sini saja
di gua ini menjadi pertapa tua
mengasah talenta bertabur kembang kemenyan
ini mimpi mencari makna
mencari kasih sayang hilang terbuang.
Kepada anaku seorang
doa asa mengiring fajar
jangan putus asa buah hatiku
ini hidup menggali hikmah
bukan menggali kematian tanpa makna !
Pemalang
29 April 2009
Artikel Terkait
- Di Manakah Keadilan?
- Cinta Dalam Perjalanan
- Puisi Patah Hati
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Luruh
- Kenangan Di Pancawati - Karawang
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Rindu Nabi
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Selasar
- Sadar Tapi Tak Sadar
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Aku Yang Celaka atau Kamu Yang Celaka
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Aku Tahu Jiwamu Menangis
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Kabut
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Binal
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Air Mata
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Tuhanku
- Cinta Tak Selamanya Indah
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Sekeping Hati
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Desah Nafas Kecewa
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Makan Itu Cinta!!!
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Kecil, Hidup dan Mati
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Seraut Wajah
Komentar