padahal hati ini resah menunggu kata-kata
di mana ada suara terdiam
di mana nyanyian berkumandang
aku lelah menunggu engkau tiba.
Aku ini nyanyian kepiluan
meniti pematang hingga ujung petang
aku menghiburmu hingga kau dapat tertawa
tak peduli itulah sandiwara.
Mengapa harus ada kata cinta
kalau cinta yang suci tidak ada,
mengapa harus ku teteskan darah dan air mata
kalau sesungguhnya kita tak tahu hakikat perjuangan.
Aku mengais sesuap nasi demi buah hati tercinta
aku berkorban demi masa depan mereka
aku menangis, itulah cinta yang sesungguhnya.
Membiarkanmu lama tak berbicara
padahal hati ini gundah bilakah terbit kecerahan
tak peduli aku ini ada di mana
tak peduli kaki ini melangkah ke mana,
Tapi kau bicara dalam bahasa diam
kau pasrah bagai daun bergoyang
kau melambai meninggalkan kenangan
kau hendak menggapai masa depan.
Pemalang
29 Januari 2002
Artikel Terkait
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Aku
- Orang Tua
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Di Sini
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Dari Bilik Kalbu
- Small Note The Prisoners : Here
- You
- Whole
- Negeri Impian
- Di Manakah Keadilan?
- Cinta Dalam Perjalanan
- Puisi Patah Hati
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Luruh
- Kenangan Di Pancawati - Karawang
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Rindu Nabi
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Selasar
- Sadar Tapi Tak Sadar
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Aku Yang Celaka atau Kamu Yang Celaka
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Aku Tahu Jiwamu Menangis
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Kabut
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Binal
Komentar