Hidup ini berjalan seperti air yang mengalir dari telaga
perjalanannya membawa kita ke tempat yang jauh
pada sebuah bibir samudra
di sana kita bertemu dengan lautan yang maha luas.
perjalanannya membawa kita ke tempat yang jauh
pada sebuah bibir samudra
di sana kita bertemu dengan lautan yang maha luas.
Kehidupan itu menapaki kerikil bebatuan
menelusuri belantara yang gelap
menerjang badai dan gelombang
merambah padang ilalang yang gersang
dan kita bersatu dalam suka dukanya
antara menerima anugrah dan menikmati musibah.
Nyawa ini mengirup segar udaranya
kemudian lisan mengucap syukur Alhamdulillah
betapa nikmat hidup diciptakan
betapa sayang hidup dibuang-buang.
Dalam sujud menghitung karuniaNYA
dalam dzikir menghikmati keagunganNYA
dalam keluh mengharap ampunanNYA .
Pemalang
27 April 2009
--
MUHAMMAD FIRDAUS SYARIFUDDIN
Artikel Terkait
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Binal
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Air Mata
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Tuhanku
- Cinta Tak Selamanya Indah
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Sekeping Hati
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Desah Nafas Kecewa
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Makan Itu Cinta!!!
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Kecil, Hidup dan Mati
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Seraut Wajah
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Embun Di Pelupuk Mata
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Doa Suci
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Aku
- Orang Tua
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Di Sini
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Dari Bilik Kalbu
- Small Note The Prisoners : Here
- You
- Whole
- Negeri Impian
- Di Manakah Keadilan?
Komentar