Andai aku bisa terbang,
tentu tak kuarungi gelap hayalku untuk sekedar menyapa sunyimu,
tentu kan kubawa Engkau mengarungi luasnya semesta,
menyambangi bintang-bintang
dan mengunjungi bibi-bibi bidadari
untuk menyanyikan tembang kerinduan tentang surga,
kapan dianugerahkan.
Andai aku bisa terbang,
tentu kan kupetik bunga-bunga nirwana.
Kusunting di sela-sela rambut sutramu
dan ku ambilkan air telaga langit
agar kau reguk air-air kehidupan
yang sejuk laksana embun
dan cinta itu akan mekar subur
tumbuh untuk selamanya.
Tapi aku tidak bisa terbang
daya tiada kata tiada
sayapku patah-patah
langkah kaki gontai diterjang gelombang
aku memandangmu dari jauh
di antara titik air mata bercucuran
aku menyapamu dari jauh
hanya bahasa isyarat menyapa kegersangan
keramahan musim belum aku jelang
untuk membawaku pada arti kelemahan dan keputusasaan.
Aku memang tidak dapat terbang
menyapamu hanya lewat angin malam
membisikkan rindu semerdu nyanyi burung malam
yang menunggu datangnya fajar di ujung kehidupan.
Aku memang tidak dapat terbang
tapi asa dan semangat tidak pernah sia-sia.
( Pemalang 16 April 2009 )
Dari Album Bunga Seroja
Artikel Terkait
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Selasar
- Sadar Tapi Tak Sadar
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Aku Yang Celaka atau Kamu Yang Celaka
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Aku Tahu Jiwamu Menangis
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Kabut
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Binal
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Air Mata
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Tuhanku
- Cinta Tak Selamanya Indah
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Sekeping Hati
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Desah Nafas Kecewa
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Makan Itu Cinta!!!
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Kecil, Hidup dan Mati
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Seraut Wajah
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Embun Di Pelupuk Mata
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Doa Suci
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Aku
- Orang Tua
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Di Sini
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Dari Bilik Kalbu
Komentar