Cintaku adalah memuncak menggunung
dan aku adalah jiwa yang kecewa,
aku memburu hingga keremangan kabut
aku makin memuncak
aku makin gelap
pada salju yang abadi
Dan aku adalah jiwa yang kecewa
desau angin mencampak meruntuh
di kegersangan bumi yang makin tandus
dan bumiku, lukaku
makin ke puncak-puncak gunung
aku melolong panjang
menjerit menyayat menumpahkan darah
cinta bagiku adalah sebuah praha
yang saling tusuk saling tikam
tapi engkau tak peduli
di saat aku tiada arti lagi.
Lihatlah dan Perhatikanlah apa yang terjadi di Negeri ini, tiap kali ada kejadian besar yang memicu kontroversi di tengah masyarakat, akan disusul dengan kejadian besar lainnya yang memicu kontroversi pula. Entah karena kebetulan atau sebuah konspirasi untuk menutupi dan mengalihkan perhatian masyarakat pada kejadian sebelumnya, ditambah dengan pemberitaan media massa yang ditayangkan bertubi-tubi dengan ramuan bahasa disertai pro dan kontra pendapat di tengah masyarakat, membuat kita sebagai pemirsa, pembaca, pendengar, yang kebanyakan awam dan mungkin marginal lantas bingung, resah, gelisah, geleng-geleng kepala, mengelus dada dan bertanya "mengapa?" Tak perlu saya sebutkan kejadian-kejadian macam apa yang terjadi di Negeri ini yang memicu kontroversi di tengah masyarakat. Bencana demi bencana juga membuat mata dan telinga kita "mungkin" agak kebal dan bebal dari rasa turut berduka cita atau sekedar berempati kepada mereka yang mengalami musibah, karena kita sendi...
Komentar