Cintaku adalah memuncak menggunung
dan aku adalah jiwa yang kecewa,
aku memburu hingga keremangan kabut
aku makin memuncak
aku makin gelap
pada salju yang abadi
Dan aku adalah jiwa yang kecewa
desau angin mencampak meruntuh
di kegersangan bumi yang makin tandus
dan bumiku, lukaku
makin ke puncak-puncak gunung
aku melolong panjang
menjerit menyayat menumpahkan darah
cinta bagiku adalah sebuah praha
yang saling tusuk saling tikam
tapi engkau tak peduli
di saat aku tiada arti lagi.
Artikel Terkait
- Di Manakah Keadilan?
- Cinta Dalam Perjalanan
- Puisi Patah Hati
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Luruh
- Kenangan Di Pancawati - Karawang
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Rindu Nabi
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Selasar
- Sadar Tapi Tak Sadar
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Aku Yang Celaka atau Kamu Yang Celaka
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Aku Tahu Jiwamu Menangis
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Kabut
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Binal
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Air Mata
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Tuhanku
- Cinta Tak Selamanya Indah
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Sekeping Hati
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Desah Nafas Kecewa
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Makan Itu Cinta!!!
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Kecil, Hidup dan Mati
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Seraut Wajah
Komentar