Cintaku adalah memuncak menggunung
dan aku adalah jiwa yang kecewa,
aku memburu hingga keremangan kabut
aku makin memuncak
aku makin gelap
pada salju yang abadi
Dan aku adalah jiwa yang kecewa
desau angin mencampak meruntuh
di kegersangan bumi yang makin tandus
dan bumiku, lukaku
makin ke puncak-puncak gunung
aku melolong panjang
menjerit menyayat menumpahkan darah
cinta bagiku adalah sebuah praha
yang saling tusuk saling tikam
tapi engkau tak peduli
di saat aku tiada arti lagi.
Surat An-Nisaa' Ayat 101-176 Dan apabila kamu bepergian di muka bumi, maka tidaklah mengapa kamu men-qashar sembahyang(mu), jika kamu takut diserang orang-orang kafir. Sesungguhnya orang-orang kafir itu adalah musuh yang nyata bagimu. Dan apabila kamu berada di tengah-tengah mereka (sahabatmu) lalu kamu hendak mendirikan shalat bersama-sama mereka, maka hendaklah segolongan dari mereka berdiri (shalat) besertamu dan menyandang senjata, kemudian apabila mereka (yang shalat besertamu) sujud (telah menyempurnakan serakaat), maka hendaklah mereka pindah dari belakangmu (untuk menghadapi musuh) dan hendaklah datang golongan yang kedua yang belum bersembahyang, lalu bersembahyanglah mereka denganmu], dan hendaklah mereka bersiap siaga dan menyandang senjata. Orang-orang kafir ingin supaya kamu lengah terhadap senjatamu dan harta bendamu, lalu mereka menyerbu kamu dengan sekaligus. Dan tidak ada dosa atasmu meletakkan senjata-senjatamu, jika kam...
Komentar