Ada sesuatu yang unik yang terjadi dalam dua agama besar di dunia yaitu agama islam dan agama kristen. Kedua agama ini sama-sama mewajibkan umatnya untuk mendakwahkan agama masing-masing kepada umat lain karena adanya perintah langsung dari Tuhannya melalui perantaraan
nabinya.
Dalam ajaran islam jelas disebutkan melalui ayat-ayat yang
berawalan "yaa ayyuhan naas" yang berarti : wahai sekalian manusia.
Perkataan sekalian manusia meliputi pengertian manusia seluruhnya
tanpa mengenal batas kesukuan, gender, status sosial dan keagamaan. Ringkasnya agama islam diserukan untuk seluruh umat di dunia, suatu ajakan ke jalan kebenaran hakiki dari kegelapan dan kejahiliahan.
Demikian pula dengan agama kristen yang mewajibkan umatnya untuk mendakwahkan ajaran agamanya kepada domba-domba yang tersesat meski sebenarnya hal ini tidak tercantum dalam injil, sebab dalam injil sendiri menyebutkan bahwa agama kristen yang dibawa oleh Nabi Isa AS hanya diperuntukan bagi kalangan mereka sendiri, yaitu umat Bani Israil
Tapi coba kita lihat fenomena yang kita saksikan dari proses
pemurtadan orang-orang islam oleh misionaris kristen dan proses
masuknya orang-orang kristen ke dalam agama islam. Adakah yang aneh ?
Tentu saja aneh tapi rasional. Sebab kebanyakan mereka yang murtad adalah orang-orang yang lemah imannya karena tidak memahami betul akan kebenaran kitab suci Al Qur'an, ditambah faktor kemiskinan dan adanya harapan peningkatan kualitas hidup secara ekonomi karena sebelumnya mereka telah mendapatkan banyak santunan.
Dalam hal ini umat islam punya tanggung jawab untuk melindungi saudara seimannya dari pemurtadan dengan memberdayakan perekonomian mereka, karena ini menyangkut hajat hidup yang mendasar. Juga dibidang pendidikan agar mereka memahami ajaran islam dan mengamalkannya dengan benar dan istiqomah.
Lain lagi dengan proses masuknya orang-orang kristen ke dalam agama islam. Kebanyakan dari mereka adalah orang-orang cerdas yang sebelumnya terombang-ambing dalam kebimbangan terhadap keyakinan mereka tentang injil yang mengajarkan konsep trinitas di satu sisi dan Tuhan yang Esa di sisi yang lain. Keyakinan trinitaslah yang sulit dipahami oleh logika mereka, dan mereka harus menerima keyakinan itu tanpa harus bertanya mengapa dan mengapa.
Kiranya benar sabda Nabi Muhammad SAW : laa diina liman laa 'aqla lahu, tidak ada agama bagi mereka yang tidak berakal.
Memang beragama harus menggunakan akal dan logika dalam memahami ayat-ayat Allah, baik yang tersirat maupun yang tersurat.
Agama islam adalah agama untuk orang-orang yang berakal, yang mampu memahami dan meresapi keberadaan Tuhannya.
Komentar