Ada sesuatu yang unik yang terjadi dalam dua agama besar di dunia
yaitu agama islam dan agama kristen. Kedua agama ini sama-sama
mewajibkan umatnya untuk mendakwahkan agama masing-masing kepada umat
lain karena adanya perintah langsung dari Tuhannya melalui perantaraan
nabinya. Dalam ajaran islam jelas disebutkan melalui ayat-ayat yang
berawalan "yaa ayyuhan naas" yang berarti : wahai sekalian manusia.
Perkataan sekalian manusia meliputi pengertian manusia seluruhnya
tanpa mengenal batas kesukuan,gender,status sosial dan keagamaan.
Ringkasnya agama islam diserukan untuk seluruh umat di dunia,suatu
ajakan ke jalan kebenaran hakiki dari kegelapan dan kejahiliahan.
Demikian pula dengan agama kristen yang mewajibkan umatnya untuk
mendakwahkan ajaran agamanya kepada domba-domba yang tersesat meski
sebenarnya hal ini tidak tercantum dal injil sebab dalam injil sendiri
menyebutkan bahwa agama kristen yang dibawa oleh Nabi Isa AS hanya
diperuntukan bagi kalangan mereka sendiri,yaitu umat Bani Israil.
Tapi coba kita lihat fenomena yang kita saksikan dari proses
pemurtadan orang-orang islam oleh misionaris kristen dan proses
masuknya orang-orang kristen ke dalam agama islam. Adakah yang aneh ?
Tentu saja aneh tapi rasional. Sebab kebanyakan mereka yang murtad
adalah orang-orang yang lemah imannya karena tidak memahami betul akan
kebenaran kitab suci Al Qur'an,ditambah faktor kemiskinan dan adanya
harapan peningkatan kualitas hidup secara ekonomi karena sebelumnya
mereka telah mendapatkan banyak santunan. Dalam hal ini umat islam
punya tanggung jawab untuk melindungi saudara seimannya dari
pemurtadan dengan memberdayakan perekonomian mereka,karena ini
menyangkut hajat hidup yang mendasar. Juga dibidang pendidikan agar
(bersambung....)
Yatie adikku wong ayu, Iki lho arloji sing berkarat kae. Kulinakna nganggo, mengko sawise sesasi rak weruh endi sing kok pilih: sing ireng, apa sing dek mau kae, apa karo-karone? Dus: mengko sesasi engkas matura aku (Dadi: senajan karo-karone kok senengi, aku ya seneng wae). Masa ora aku seneng! Lha wong sing mundut wanodya pelenging atiku kok! Aja maneh sekadar arloji, lha mbok apa-apa wae ya bakal tak wenehke. Tie, layang-layangku ki simpenen ya! Karben dadi gambaran cintaku marang kowe kang bisa diwaca-waca maneh (kita baca bersama-sama) ing tembe jen aku wus arep pindah-omah sacedake telaga biru sing tak ceritake dek anu kae. Kae lho, telaga biru ing nduwur, sak nduwure angkasa. Coba tutupen mripatmu saiki, telaga kuwi rak katon ing tjipta! Yen ing pinggir telaga mau katon ana wong lanang ngagem jubah putih (dudu mori lho, nanging kain kang sinulam soroting surya), ya kuwi aku, — aku, ngenteni kowe. Sebab saka pangiraku, aku sing bakal ndisiki tindak menyang kono, — aku, ndisiki ko...
Komentar