Selaput senja kelabu di cakrawala
dari perjalanan pagi menghikmati bayang bayang kota tua
saat kaki mulai kelelahan
pengalaman hanya lembah,gunung,pantai dan laut
seperti tak ada yang berarti
kecuali kecewa berulang selalu.
Dari waktu ke waktu
hari bergulir menggores usia hidup
membuat jiwa jadi terburu buru
seakan begitu cepat matahari berlalu
hingga hati bimbang selalu.
Ibu
begitulah nasib petualanganku
pergi ke tempat yang jauh merajut impian hidup
aku
tetap saja aku
hingga akhirnya bosan sendiri
Ibu
aku pasti kembali.
Jakarta 28 Desember 1989
Artikel Terkait
- Puisi Patah Hati
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Luruh
- Kenangan Di Pancawati - Karawang
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Rindu Nabi
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Selasar
- Sadar Tapi Tak Sadar
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Aku Yang Celaka atau Kamu Yang Celaka
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Aku Tahu Jiwamu Menangis
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Kabut
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Binal
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Air Mata
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Tuhanku
- Cinta Tak Selamanya Indah
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Sekeping Hati
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Desah Nafas Kecewa
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Makan Itu Cinta!!!
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Kecil, Hidup dan Mati
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Seraut Wajah
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Embun Di Pelupuk Mata
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Doa Suci
Komentar