Sekeping hati,
kadang merasakan cinta, juga benci.
Kadang berbahagia, juga menangis.
Kadang seluas samudera, tiba-tiba menjadi sempit,
hancur, tak berbentuk lagi.
Sekeping hati,
melangkah mendaki tebing,
dalam kesendirian menggapai mimpi,
pedih dan perih.
Aku dimanakah kini,
sekeping hati hendak ku bawa pergi,
berlari menelusuri bukit,
atau berdiam diri menjemput mati.
Sekeping hati,
engkaulah miliku,
abadi.
31 Januari 2014 pukul 7:11
kadang merasakan cinta, juga benci.
Kadang berbahagia, juga menangis.
Kadang seluas samudera, tiba-tiba menjadi sempit,
hancur, tak berbentuk lagi.
Sekeping hati,
melangkah mendaki tebing,
dalam kesendirian menggapai mimpi,
pedih dan perih.
Aku dimanakah kini,
sekeping hati hendak ku bawa pergi,
berlari menelusuri bukit,
atau berdiam diri menjemput mati.
Sekeping hati,
engkaulah miliku,
abadi.
31 Januari 2014 pukul 7:11
Artikel Terkait
- Whole
- Negeri Impian
- Di Manakah Keadilan?
- Cinta Dalam Perjalanan
- Puisi Patah Hati
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Luruh
- Kenangan Di Pancawati - Karawang
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Rindu Nabi
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Selasar
- Sadar Tapi Tak Sadar
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Aku Yang Celaka atau Kamu Yang Celaka
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Aku Tahu Jiwamu Menangis
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Kabut
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Binal
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Air Mata
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Tuhanku
- Cinta Tak Selamanya Indah
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Sekeping Hati
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Desah Nafas Kecewa
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Makan Itu Cinta!!!
Komentar