Di jalanMu,
tiada hendak aku melangkah,
kecuali dengan hati tegar,
biarlah menjadi indah,
biarlah perjuangan ini menjadi kemuliaan,
menelusuri tebing-tebing tinggi,
menyibak tirai kabut,
di antara ranting-ranting kering.
Bukankah seharusnya malam ini aku terlelap?
bisa ?
Bisa..
bahkan bercumbu rayu, atau bergulatan cinta,
tetapi ketukan pintu memanggilku pelan,
mengajakku berdamai dan bercerita,
tentang sebagaian dunia yang hilang,
karena kegagalan dan kelemahan,
kebodohan dan keputusasaan.
Tegar
hanya itulah kata-kata yang dapat kusematkan
menutup rasa rindu menanti keberhasilan yang tertunda.
Tegar
dan tabah
entah sampai kapan.
(http://muhammadsa roji.com,
created in Batang, 08-1994)
--
© Copyright - All Rights Reserved
Artikel Terkait
- Biarkan Cinta Berbicara
- Wajah-Wajah Cinta
- Small Note The Prisoners : Here
- You
- Whole
- Negeri Impian
- Di Manakah Keadilan?
- Cinta Dalam Perjalanan
- Puisi Patah Hati
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Luruh
- Kenangan Di Pancawati - Karawang
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Rindu Nabi
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Selasar
- Sadar Tapi Tak Sadar
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Aku Yang Celaka atau Kamu Yang Celaka
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Aku Tahu Jiwamu Menangis
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Kabut
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Binal
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Air Mata
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Tuhanku
Komentar