Seperti menunggu hujan di tengah padang pasir, begitulah kira-kira
penantian akan datangnya keadilan di negeri ini. Meski ada keadilan
itu, namun hanya sedikit, selebihnya entah bersembunyi di mana, di
kolong jembatankah, di comberankah, atau di tengah-tengah bisul
bernanah.
penantian akan datangnya keadilan di negeri ini. Meski ada keadilan
itu, namun hanya sedikit, selebihnya entah bersembunyi di mana, di
kolong jembatankah, di comberankah, atau di tengah-tengah bisul
bernanah.
Sepertinya keadilan seperti makhluk yang menjijikkan, beramai-ramai
orang mencampakkan, hingga keadilan teraniaya, tertindas dan diperkosa.
Bila keadilan dapat berbicara, kemanakah dia akan mengadukan nasibnya,
kepada rakyat jelata yang tak berdaya ? Atau kepada Tuhan yang Maha
Adil dan Bijaksana ?
Ya !
Karena keadilan milik Tuhan,
biarlah Dia yang menghakiminya.
Artikel Terkait
- Negeri Impian
- Di Manakah Keadilan?
- Cinta Dalam Perjalanan
- Puisi Patah Hati
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Luruh
- Kenangan Di Pancawati - Karawang
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Rindu Nabi
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Selasar
- Sadar Tapi Tak Sadar
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Aku Yang Celaka atau Kamu Yang Celaka
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Aku Tahu Jiwamu Menangis
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Kabut
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Binal
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Air Mata
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Tuhanku
- Cinta Tak Selamanya Indah
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Sekeping Hati
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Desah Nafas Kecewa
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Makan Itu Cinta!!!
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Kecil, Hidup dan Mati
Komentar