angin berdebu keras menderu
daun-daun kering berserakan ke bumi
meninggalkan ranting-ranting layu dan mati.
Oh bumiku, jiwaku
segenap langkah kaki gersang dan perih
ku berlindung di bawah terik sinar matahari
malam hari dingin dan amat sunyi
mimpi mencekam menghantui hati
bumiku, jiwaku menangis perih
meratapi nasib bilakah haus terobati
bilakah lapar terpenuhi
bilakah kedamaian melingkupi
bilakah bahagia merengkuhi.
KepadaMu Tuhan
andai ku lihat Engkau
ku ciumTangan dan KakiMu
ku ikuti kemana Engkau pergi
ku turuti segala yang Engkau Kehendaki
tapi aku hilang diri
tak ingat betapa Engkau Maha Kasih
aku lupa diri
janji apa yang telah aku ingkari
burung-burung elang melanglang langit
membuatku meratap ngeri
apakah aku telah benar-benar mati.
Tuhanku
senja ini tidak ada mendung
tapi keresahan bergulung-gulung
bagaikan awan yang kelabu
aku teringat Kau Maha Kasih
terima kasih Tuhanku
dalam siksaMu
masih Kau beri aku kesempatan berserah diri.
Bogor
7 Juli 1997
--
Created By
Muhammad Saroji
Artikel Terkait
- Negeri Impian
- Di Manakah Keadilan?
- Cinta Dalam Perjalanan
- Puisi Patah Hati
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Luruh
- Kenangan Di Pancawati - Karawang
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Rindu Nabi
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Selasar
- Sadar Tapi Tak Sadar
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Aku Yang Celaka atau Kamu Yang Celaka
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Aku Tahu Jiwamu Menangis
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Kabut
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Binal
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Air Mata
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Tuhanku
- Cinta Tak Selamanya Indah
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Sekeping Hati
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Desah Nafas Kecewa
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Makan Itu Cinta!!!
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Kecil, Hidup dan Mati
Komentar