pekik burung elang menyapa lengang
angin dingin berhembus perlahan
menyentuh daun-daun kering
berguguran.
Cinta oh cinta
ku bawa kemana dia di hari menjemput malam
tubuh kaku menggigil kedinginan
berbaring pasrah di akar pohon akasia
muka berdebu jalang menengadah
ke langit kelabu adakah bulan bintang
hanya pekik burung elang menyapa lengang
angin dingin berhembus makin kencang
menyentuh ranting-ranting kering
berjatuhan.
Cinta oh cinta
adakah di hati ini kehidupan
sepanjang jalan tangan menengadah
hamba menghiba mengharap
ria-sia
adakah setitik saja
ketulusan sebuah cinta
di saat hamba tak berdaya
di saat hamba tak berpunya
di saat segalanya bagai rumput
yang kering di padang gersang
mata ini makin liar
memandang ke segala penjuru cakrawala
hanya ada pekik burung elang menyapa lengang
angin dingin berhembus makin kencang
menyentuh hasrat cintaku yang makin berdebu
mati kaku.
Hanya ada burung elang
dan angin dingin yang membawaku pergi
menikmati tidur yang panjang
dan abadi...
Bogor
2 November 1996
Artikel Terkait
- Negeri Impian
- Di Manakah Keadilan?
- Cinta Dalam Perjalanan
- Puisi Patah Hati
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Luruh
- Kenangan Di Pancawati - Karawang
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Rindu Nabi
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Selasar
- Sadar Tapi Tak Sadar
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Aku Yang Celaka atau Kamu Yang Celaka
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Aku Tahu Jiwamu Menangis
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Kabut
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Binal
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Air Mata
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Tuhanku
- Cinta Tak Selamanya Indah
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Sekeping Hati
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Desah Nafas Kecewa
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Makan Itu Cinta!!!
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Kecil, Hidup dan Mati
Komentar