Setangkai mawar dalam gelap
telah layu dan mati
warna jingga yang dulu berseri
kini telah pucat pasi
aku rasakan aromanya tak lagi mewangi
keindahan yang dulu ada
pupus kini.
Andai saja
ku dapati lagi mawar yang segar berseri
tentu kan ku suntingkan untukmu
ku hiaskan di rambut sutramu
agar kau hayati keharumannya di kalbu
tentu kau rasakan keindahannya
seperti ku sanjung keanggunanmu
di kalbuku.
Tapi aku takut
tiap kali mawar aku petik
tiap kali pula dia akan layu
seperti kisah-kisah beku di hatimu.
Ku pandangi lagi mawar dalam gelas itu
kelopaknya jatuh satu-satu
keindahan luruh
keharuman runtuh.
Mawar dalam gelas
saksi bisu setangkup rindu
mengiring cintamu yang telah berlalu
mawar dalam gelas
keindahan yang terbuang
mati sia-sia.
Bogor
14 Juli 1995
Created By Muhammad
Artikel Terkait
- Cinta Dalam Perjalanan
- Puisi Patah Hati
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Luruh
- Kenangan Di Pancawati - Karawang
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Rindu Nabi
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Selasar
- Sadar Tapi Tak Sadar
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Aku Yang Celaka atau Kamu Yang Celaka
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Aku Tahu Jiwamu Menangis
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Kabut
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Binal
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Air Mata
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Tuhanku
- Cinta Tak Selamanya Indah
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Sekeping Hati
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Desah Nafas Kecewa
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Makan Itu Cinta!!!
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Kecil, Hidup dan Mati
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Seraut Wajah
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Embun Di Pelupuk Mata
Komentar