Kepadamu Ku bacakan mantra-mantra
tapi aku takut kau mandraguna
ku bisikkan rayuan kata-kata
tapi aku takut kau pengagum realita
ku baitkan syair dan puisi
tapi aku takut kau pujangga mulia
ku impikan kau dalam peraduanku
tapi aku takut kau benci hayalan-hayalan.
Akupun tak berbuat apa-apa
aku mesti diam ?
Diamku tanpa mantra-mantra
tanpa bisik rayuan
tanpa puisi
tanpa impian
bahkan tanpa keberanian.
Itu cintaku
menjadi angin yang gersang
dan kau makin garang
jauh dan terbuang.
Ternyata diamku tak berguna
dan segalanya tak bermakna
tak ada kesetiaanku
kearifan menjadi debu yang beterbangan
dan cinta di hatiku
menjadi rasa penuh kehampaan.
Jakarta
4 September 1994
tapi aku takut kau mandraguna
ku bisikkan rayuan kata-kata
tapi aku takut kau pengagum realita
ku baitkan syair dan puisi
tapi aku takut kau pujangga mulia
ku impikan kau dalam peraduanku
tapi aku takut kau benci hayalan-hayalan.
Akupun tak berbuat apa-apa
aku mesti diam ?
Diamku tanpa mantra-mantra
tanpa bisik rayuan
tanpa puisi
tanpa impian
bahkan tanpa keberanian.
Itu cintaku
menjadi angin yang gersang
dan kau makin garang
jauh dan terbuang.
Ternyata diamku tak berguna
dan segalanya tak bermakna
tak ada kesetiaanku
kearifan menjadi debu yang beterbangan
dan cinta di hatiku
menjadi rasa penuh kehampaan.
Jakarta
4 September 1994
Artikel Terkait
- Cinta Tak Selamanya Indah
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Sekeping Hati
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Desah Nafas Kecewa
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Makan Itu Cinta!!!
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Kecil, Hidup dan Mati
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Seraut Wajah
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Embun Di Pelupuk Mata
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Doa Suci
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Aku
- Orang Tua
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Di Sini
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Dari Bilik Kalbu
- Small Note The Prisoners : Here
- You
- Whole
- Negeri Impian
- Di Manakah Keadilan?
- Cinta Dalam Perjalanan
- Puisi Patah Hati
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Luruh
Komentar