Tahukah engkau wahai kekasihku,
pada kali ini aku telah menyerah kalah,
seribu panah telah terhujam,
merajam dan mencabut sukmaku,
mati,
tak berguna lagi jeritan tangis,
tak bermakna lagi ratap ampunan,
itulah aku,
dan engkau telah terlepas,
melepas cinta menjadi lapuk.
pada kali ini aku telah menyerah kalah,
seribu panah telah terhujam,
merajam dan mencabut sukmaku,
mati,
tak berguna lagi jeritan tangis,
tak bermakna lagi ratap ampunan,
itulah aku,
dan engkau telah terlepas,
melepas cinta menjadi lapuk.
Oh,
andai bintang ini kejora,
tentu tampak sinar kemilauan,
tapi ini gerhana merambat pelan,
menyapa kesunyian,
di gelapnya malam.
Oh,
inilah hati penyair kepada kekasihnya,
tiada sepatahpun kata-kata,
karena jiwa sunyi sebenarnya berbicara,
tentang cinta suci dibakar angkara,
rindu dan dendam...
@
Jakarta 16 november 1991
Artikel Terkait
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Seraut Wajah
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Embun Di Pelupuk Mata
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Doa Suci
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Aku
- Orang Tua
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Di Sini
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Dari Bilik Kalbu
- Small Note The Prisoners : Here
- You
- Whole
- Negeri Impian
- Di Manakah Keadilan?
- Cinta Dalam Perjalanan
- Puisi Patah Hati
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Luruh
- Kenangan Di Pancawati - Karawang
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Rindu Nabi
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Selasar
- Sadar Tapi Tak Sadar
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Aku Yang Celaka atau Kamu Yang Celaka
Komentar