Simaklah rinai hujan wahai Anita!
Amat jenuh pengorbanan di hatiku
alunkanlah tembang tembang doa
lukisan cinta yang agung kan menggores malam.
Perjalanan waktu adalah pasti
tidakkah kau berkehendak
sekedar mdmbuat coretan di hatiku.Anita?
Ya
di dadaku masih ada pengharapan.
Ceritakanlah kepadaku
kisah kisah beku perjalanan hidupmu
karena di matamu memancarkan kebimbangan
terkadang senyummu ungkapkan kehampaan.
Anita
kidung kidung tua telah berlalu
tapi suara suara nyanyian burung masih merdu
semerdu suara di hatiku
yang selalu menyebut namamu.
Pemalang 5 agustus 1989
Artikel Terkait
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Aku Yang Celaka atau Kamu Yang Celaka
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Aku Tahu Jiwamu Menangis
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Kabut
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Binal
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Air Mata
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Tuhanku
- Cinta Tak Selamanya Indah
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Sekeping Hati
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Desah Nafas Kecewa
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Makan Itu Cinta!!!
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Kecil, Hidup dan Mati
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Seraut Wajah
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Embun Di Pelupuk Mata
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Doa Suci
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Aku
- Orang Tua
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Di Sini
- Catatan Kecil Sang Narapidana : Dari Bilik Kalbu
- Menanti
- Menanti
Komentar